Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘Fotografi’ Category

Selamat pagi
Semoga hari ini menyenangkan
Seperti senangnya menatap keindahan langit pagi
Menatap barisan awan di pagi hari

Selamat bersepeda ke tempat kerja dengan diawali Bismillah…

Salam,
lutfi

Read Full Post »

Makan pun harus antri. Ini bukan sekedar antri menghangatkan makanan, tapi ini juga latihan sabar bagaimana teman-teman di kantor membiasakan diri antri sebelum menghangatkan makan siangnya. Perut memang sudah lapar karena waktunya makan siang. Tapi, tetap harus antri. Tidak saling srobot meski ini menyangkut urusan perut yang mulai lapar.

Bayangkan, kalau satu teman memanaskan makanan selama 1 menit misalnya, berarti yang paling belakang setidaknya harus menunggu 8 menit lagi. Melatih sabar untuk 8 menit ke depan untuk urusan perut memang tidak gampang, karena menunggu itu tidak semua orang mau dan bisa. Nyatanya, yang belakang bisa juga dan mau menunggu hihihi …

Minggu kemarin, saat sedang beberes buku-buku sekolah anak perempuan saya yang masih kelas 2 SD, saya mendapat pelajaran menarik dari gambar anak saya untuk tugas sekolahnya, dia menggambar sebuah barisan itik yang lucu, dan lucunya sang itik yang di depannya berkata kepada para itik di belakangnya,  “antri dong” kata sang itik hehehe. Apa iya, itik bisa mengerti bahasa antri dan sabar yah? entahlah. Kenapa harus itik? Mungkin bisa ditanyakan ke itiknya saja. Kita jadi bisa belajar pada sang itik nantinya:D

Bagaimana dengan latihan sabar pada 60 detik ke depan atau lebih yang ditunjukkan dari  digital timer yang menggantung di tiang lampu lalin, saat kita menunggu lamjau (lampu hijau) menyala di perempatan jalan?. Tentunya sedikit bersabar menunggu sampai lamjau menyala, barulah kita bergerak bersama. Tidak nyelonong seenak kita. Apalagi kalau remnya blong. Bisa-bisa nyawa tidak tertolong.

Semua juga ingin sampai di tempat tujuan. Masalahnya, kalau semua tidak mau sabar menunggu lamjau menyala, apa tidak kacau balau di perempatan jalan. Macet di tengah-tengah, karena semua mau saling mendahului, tidak melihat mana yang harus jalan dulu mana yang harus berhenti dulu, dan mana yang harus memberi jalan dulu.

Timer sudah berbunyi di microwave, saatnya giliran saya menghangatkan makanan. Selamat makan siang, om tante:D!

Salam,
lutfi

Foto ilustrasi: Di dalam pantry kantor saya

Read Full Post »

Pekerjaan kantor sudah selesai
Saatnya pulang ke rumah
Berkumpul bersama istri dan kedua anak perempuan saya

Di luar kantor kendaraan bermotor mulai padat merayap
Halte bus Transjakarta mulai dipadati antrian panjang para pekerja

Wesss … saya menggowes saja
Menikmati jalur bersepeda pulang saya
Mengejar beberapa menit yang terhemat
Untuk melepas penat

Ah, nikmatnya gowes sepulang kantor
Senikmat mengamati indahnya matahari tenggelam

Subhanallah wal Hamdulillah …

Salam,
lutfi

Read Full Post »

 

Bersepeda ya Berhelmet
Seperti dicontohkan oleh bapak ini
Apapun helmetnya, keselamatan kepala
jangan diremehkan
Karena kepala bukanlah telor:)

 

Salam,
lutfi

 

Sumber foto:
* Foto 1: Koleksi pribadi
* Foto 2: http://just-for-enjoyment.blogspot.com/2010/04/expression-of-egg.html

 

Read Full Post »

Beberapa hari yang lalu, meski terlambat melihat pamerannya, saya berkesempatan menyaksikan pameran fotografi yang diadakan oleh Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA). ’Carpe Diem’, nama tema pameran ini mengingatkan saya pada grup band Metallica dan Echolyn, salah satu judul lagu band metal dan progresif rock dari Amerika. Ini salah satu yang bikin saya penasaran pol. Carpe Diem itu apa sih? masuklah saya ke galerinya. Eh, baru masuk aja saya sudah dihadang dengan foto hitam putih besar yaitu foto orang sedang naik sepeda diatas genangan air. Sejenak mengamati foto itu. Satu persatu saya mengamati foto-foto human interest non sepeda lainnya sembari takjub dengan hasil-hasil jepretan para peserta workshop fotografi GFJA. Keren-keren pastinya! Rugi deh kalo yang kayak gini sampai ndak dilihat. Kenapa? soalnya gratis hihihi dan hasil-hasil fotonya juga inspiratif banget. Tob dah!!!

Nama ’Carpe Diem’ jelas bikin saya penasaran, soalnya baru tahu. Itu juga tahu sebelumnya dari si Metallica dan Echolyn hehehe. Saya cari-cari, ketemulah di Wikipedia. Ow … ow … ow … ternyata Carpe Diem ini adalah sebuah kalimat dalam bahasa latin. Arti sederhananya adalah ”Petiklah hari”. Sedangkan kalimat lengkapnya, “carpe diem, quam minimum credula postero” yang artinya “petiklah hari dan percayalah sedikit mungkin akan hari esok”. Bagaimana caranya memetik hari? haduh, berat nih artinya pikir saya, tapi kok ya menarik juga buat saya. Akhirnya, dari Wikipedia saya dapat juga maksudnya. Ternyata, bagus sekali maknanya, yaitu ”orang dianjurkan untuk hidup memanfaatkan hari ini secara lebih optimal tidak menunda sesuatu untuk hari esok, dengan begitu kita lebih dapat memanfaatkan waktu yang diberikan secara optimal”. Wow! keren banget maknanya dan bikin tambah semangat pastinya. Lah, kalo ndak semangat, ya jangan gowes. Gitu aja repot hahaha …

Makna Carpe Diem akhirnya juga mengingatkan saya akan pesan Rasulullah SAW, yaitu pergunakanlah waktu sehatmu sebelum engkau sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati. Bagi sahabat B2W muslim sekalian, untuk ulasan lengkapnya, bisa dibaca disini. Lalu, ngomongin sehat, bukankah sepeda itu kendaraan yang menyehatkan siapa saja? untuk diri sendiri, orang lain, dan juga lingkungan. Buat saya, bersepeda itu salah satu cara memanfaatkan waktu sehat untuk mendapatkan kualitas hidup sehat. Lah, kalo lagi sakit, mau ngapa-ngapain juga susah kan. Jungkirbalik nggak karu-karuan rasanya hahaha …

Selain yang menarik dari pameran ini selain temanya adalah photo theme-nya itu lho yang ’gua banget’! ada orang sedang bersepeda diatas genangan air. Fotonya juga keren angle-nya. Weeeits!!! jangan salah lihat. Itu foto dibalik tampilannya. Ini kan ndak lazim. Sang fotografer berusaha menangkap pantulan bayangan si bapak pesepedanya di atas genangan air. Tentu foto ini punya cerita. B2Wer aja juga punya cerita. Saya juga punya cerita. Ya nulis note ini ya lagi berusaha bercerita juga tho hehehe …

Fotonya aja sudah nggak lazim tampilannya tapi keren jadinya, bukankah aktifitas saya ngantor pakai sepeda juga ndak lazim tho. ‘Melawan arus’ kata teman saya. Sudah ada motor, mobil, eh malah pakai sepeda ke kantor. Alasan saya, biar ndak stres macet di jalan, hemat biaya transportasi, badan ingin sehat, dan sebaris alasan nggak lazim lainnya. Lah, sekarang lazimnya orang pakai kendaraan bermotor kan, tapi ini malah pakai sepeda. Apa nggak turun gengsi? Sergah teman saya. Hahahaha … saya ngakak ketika disergah dengan pertanyaan barusan. Apa iya, gara-gara pakai sepeda gengsi turun yah? Sudah ada hasil risetnya hubungan ”naik sepeda turun gengsi?” Kalo ada di share dong. Ini penting juga, biar kalo ada yang ngeledek, saya bisa bilang, ”naik sepeda naik gengsi” hahaha … Lah, bener tho! Coba aja, gara-gara rajin pakai sepeda penghematan juga ikut terkerek naik kan hehehe. Biaya transportasi pastinya ikutan jadi kelihatan hemat. Yang nggak kelihatan, silakan dirasa-rasa setelah aktif bersepeda (B2W) itu apa yang didapat.

Jadi, daripada ‘cape diam’, mending kita bergerak aja. Diam saat terjebak macet juga cape banget. Biar nggak cape banget, salah satunya pakai sepeda. Keluar dari zona macet menuju zona lancar. Eh, tapi bersepeda itu kan cape juga yah. Tapi cape yang bernilai sehat dan manfaat siapa yang ndak mau coba hihihi…

Wis pokoknya, ndak usah rumit-rumit mikir, join aja bersama komunitas bike to Work yang sedang terus bergerak untuk perbaikan, untuk memanfaatkan waktu sehat kita sebelum datang waktu sakit kita. Memanfaatkan waktu hidup kita sebelum datang waktu mati kita. Bike to Work emang progresipoool dah!!!!

Carpe Diem, hayuk bersepeda mengisi hari aktifitas kita, om tante:)

Salam,
lutfi

* foto: dokumentasi pribadi

 

Read Full Post »

Older Posts »